KARAWANG BICARA

Senin, 07 Juli 2025

Laporan Kondisi Air Bendung Cibeet, Senin 7 Juli 2025

Karawang – Situasi debit air di Bendung Cibeet pada hari Senin, 7 Juli 2025, mengalami fluktuasi signifikan sepanjang hari. Berdasarkan laporan resmi petugas bendungan, kondisi muka air (TMA), debit suplesi, dan volume limpasan tercatat mengalami perubahan yang berdampak langsung pada status siaga.

Pada pukul 01.00 WIB dini hari, kondisi masih dalam status Siap, dengan TMA sebesar 26,65 meter dan debit limpasan 225,077 liter/detik. Namun memasuki pukul 02.00 WIB, status naik menjadi Siaga, dan kemudian meningkat drastis menjadi Awas sejak pukul 03.00 hingga 08.00 WIB. Tercatat pada jam-jam tersebut, debit limpasan mencapai angka tertinggi sebesar 444,173 liter/detik.

Memasuki pukul 09.00 WIB, kondisi mulai menunjukkan penurunan. Status kembali ke Siap dan terus bertahan hingga pukul 12.00. Selanjutnya, dari pukul 13.00 hingga malam hari, situasi semakin membaik dan masuk kategori Aman, dengan debit limpasan yang stabil di bawah 60.000 liter/detik.

Kepala Pos Bendung Cibeet menyebutkan bahwa peningkatan status hingga level Awas disebabkan oleh tingginya curah hujan di hulu sungai pada malam sebelumnya. Namun, upaya pengendalian debit air dilakukan secara maksimal agar tidak terjadi luapan yang mengancam wilayah sekitar.

Hingga pukul 20.00 WIB, kondisi bendung tetap aman dan terkendali. Masyarakat diimbau tetap waspada dan mengikuti informasi terbaru dari pihak berwenang, terutama jika curah hujan kembali meningkat dalam beberapa hari ke depan.

M. Yunus

Lagi Lagi, Pembegalan di Siang Hari Bolong, Terjadi di Fly Over Lamaran, Tepat di Gerbang Kampus Singaperbangsa Karawang‎‎

‎KARAWANGBICARA .COM - Ganesha Pramanta (18),tahun seorang pemuda yatim asal Karawang, menjadi korban pembegalan sadis di siang hari bolong. Peristiwa itu terjadi Senin (7/7/2025) sekitar pukul 12.30 WIB, tak jauh dari turunan Fly Over Lamaran, tepatnya di dekat gerbang Kampus 2 Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika).
‎Nahasnya, perampokan itu bukan hanya menyisakan luka fisik dan trauma, tetapi juga membuat Ganesha kehilangan uang Rp1,5 juta yang hendak ia berikan kepada ibunya di rumah. Uang tersebut adalah hasil kerja keras yang ia kumpulkan sebagai bentuk tanggung jawabnya sebagai anak lelaki satu-satunya di rumah setelah ayah mereka tiada.
‎Menurut penuturan sang kakak, Siti Nurmala, Ganesha saat itu baru saja pulang dari kantor BPJS Ketenagakerjaan. Ia melintasi rute Johar dan mengambil jalur menuju fly over Lamaran. Di lokasi tersebut, ia tiba-tiba dipepet oleh lebih dari dua orang pelaku dengan menggunakan dua sepeda motor.
‎“Dia ditendang dari motor lalu langsung dikeroyok. Pelaku maksa ambil dompet dan hape. Adik saya coba pertahankan, tapi malah disabet golok di bagian lengan kanannya,” ujar Mala kepada halo karawang, Senin (7/7/2025) sore.
‎“Pelakunya lebih dari dua orang. Mereka pakai jaket hitam, topi merah, dan masker hitam. Motornya juga bukan satu,” ujar Mala.
‎Ganesha akhirnya harus menyerahkan dompet dan ponselnya demi keselamatan nyawanya. “Uang di dompet itu buat ibu kami. Itu uang bulanan. Tapi ya sudahlah yang penting dia masih selamat. Hanya ada bekas sabetan golok saja di lengan kananya yang agak memerah,” ucapnya dengan nada pilu.
‎Setelah para pelaku kabur, Ganesha yang masih syok mencoba menuntun motornya. Ia kemudian ditolong oleh ibu penjaga warung dan sopir truk yang berada di sekitar lokasi kejadian.
‎Mala pun mempertanyakan mengapa kejadian berbahaya itu bisa terjadi di siang hari, di jalan umum yang relatif ramai.
‎“Itu jalan besar, dekat kampus, lalu lintas padat. Kok bisa-bisanya ada begal di siang bolong? Yang saya dengar katanya banyak juga kejadian serupa di jalur itu walau siang,” ucapnya tegas.
‎Karnata

Ketua MKKS Kabupaten Karawang Tidak Mampu Tampung Sistem PPDB Dengan Melonjak Nya Pendaftaran Siswa Baru

Karawang 07 Juli 2025
Proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) untuk sekolah negeri di kabupaten Karawang tahun ini menggunakan sistem aplikasi online sesuai arahan dari Kementerian Pendidikan.

Kepala Sekolah SMPN 1 Rengasdengklok yang juga menjabat sebagai Ketua Forum Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MMKS) Kabupaten Karawang, Asma, S.Pd., M.Pd., menyampaikan bahwa kuota terbanyak (PPDB) masih di dominasi oleh jalur domisili 

Hal ini bertujuan untuk mengakomodasi siswa yang berada dilingkungan sekitar sekolah.

"Jalur domisili memang yang paling besar kuota nya, karena pemerintah ingin memastikan anak-Anak di lingkungan sekitar sekolah bisa tertampung,"ujar Asma saat di temui di kantornya

Menurut nya penerapan sistem online ini sebenarnya sudah baik dan pihak nya sudah melakukan sosialisasi kepada masyarakat.

Namun, iya menegaskan  bahwa sekolah hanya melaksanakan saja, yang bekerja itu sistem aplikasi yang telah di tentukan oleh pemerintah,"ujarnya

Masalah muncul ketika pendaftar membludak dan tidak semua nya bisa keterima, sementara ruang kelas sangat terbatas.

Meski Kementrian Pendidikan menetapkan batas maximal 32 siswa per RKB (Ruang Kelas Baru), Peraturan bupati memperbolehkan hingga 45 siswa per kelasnya 

"Namun hal itu tetap dirasa belum mampu untuk mangatasi lonjakan pendaftar, karna fakta di lapangan, banyak yang tidak lolos karena kuota nya sudah penuh, kami berharap sistem ini bisa fleksibel,  kalau bisa cukup jalur domisili saja yang di prioritaskan,"tutup Asma selaku kepala sekolah.


(Feri Maulana)

Insan Pers Karawang Nyatakan Sikap Boikot Pemberitaan KDM

Karawang Bicara.com - Pernyataan kontroversial Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi yang mengajak masyarakat dan pejabat publik untuk mengabaikan media, memicu gelombang kemarahan dari kalangan jurnalis. Dalam forum diskusi yang digelar Senin (7/7/2025), insan pers Karawang menyatakan sikap tegas: boikot total terhadap segala bentuk publikasi mengenai Dedi Mulyadi.

Ucapan Dedi Mulyadi yang menyarankan agar kepala dinas di lingkungan Pemprov Jabar menyampaikan informasi langsung melalui media sosial, tanpa melalui media massa, dianggap sebagai bentuk penghinaan terhadap profesi wartawan. Ucapan itu dinilai tidak hanya merendahkan martabat jurnalis, tetapi juga melecehkan peran pers sebagai pilar keempat demokrasi.
"Kalau Dedi Mulyadi tidak mengakui keberadaan media, buat apa kita mempublikasikannya? Kita putuskan untuk memboikot segala bentuk pemberitaan tentang dia," tegas Mr. KiM, CEO Lintaskarawang.com sekaligus aktivis senior Karawang yang memimpin diskusi tersebut.

Pernyataan boikot ini bukan sekadar simbolik. Dalam diskusi tersebut, seluruh peserta  yang terdiri dari pemimpin redaksi, jurnalis, hingga aktivis organisasi pers membubuhkan tanda tangan pada dokumen deklarasi boikot terhadap Gubernur Jawa Barat. Boikot akan terus diberlakukan hingga Dedi Mulyadi mencabut pernyataannya dan menyampaikan permintaan maaf secara terbuka kepada komunitas pers.

“Kami tidak akan menayangkan, memuat, atau menyebarkan informasi, program, maupun aktivitas apapun dari Dedi Mulyadi. Sampai klarifikasi dan permintaan maaf resmi dikeluarkan, sikap kami tegas: boikot!” bunyi deklarasi tersebut.

Sikap ini mencerminkan kemarahan yang mendalam dari insan pers terhadap narasi pengkerdilan media. Jurnalis tak ingin dianggap sebagai pelengkap semata, sementara tugas mereka dalam mengedukasi dan mengontrol kekuasaan dikesampingkan secara sepihak oleh pejabat publik.

Romo, jurnalis senior Karawang yang turut hadir dalam diskusi itu menegaskan, "Kalau yang jelas-jelas pilar keempat demokrasi seperti kami saja tidak dianggap penting, bagaimana dengan yang lainnya? Pers itu dilindungi Undang-Undang No. 40 Tahun 1999. Ini bukan hanya soal profesi, tapi soal konstitusi."

Gelombang boikot ini diprediksi akan meluas ke wilayah lain di Jawa Barat, menyusul seruan solidaritas dari berbagai organisasi wartawan di luar Karawang. Pers bukan musuh demokrasi, dan jika pejabat publik memilih untuk memusuhi media, maka publik berhak tahu bahwa ada sesuatu yang sedang disembunyikan.Mantri Sudarma

Gubernur Ajak Abaikan Media, Pers Karawang Nyatakan Boikot Total: “Ini Bukan Sekadar Profesi, Ini Soal Konstitusi!”

KARAWANGBICARA.COM | Demokrasi kembali diguncang dari jantung kekuasaan. Pernyataan kontroversial Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, yang mengajak masyarakat dan para pejabat publik untuk mengabaikan media, sontak menyulut kemarahan insan pers. Tak tinggal diam, para jurnalis Karawang menyatakan sikap: boikot total terhadap segala bentuk pemberitaan tentang Dedi Mulyadi.

Dalam forum diskusi yang digelar Senin (7/7/2025), pernyataan Dedi yang menyarankan agar kepala dinas menyampaikan informasi langsung via media sosial tanpa melibatkan media massa, dianggap sebagai penghinaan terbuka terhadap profesi wartawan. Ucapan tersebut tidak hanya dinilai merendahkan martabat jurnalis, tetapi juga melecehkan peran pers sebagai pilar keempat demokrasi.

“Kalau Dedi Mulyadi tidak mengakui keberadaan media, buat apa kita mempublikasikannya? Kita putuskan untuk memboikot segala bentuk pemberitaan tentang dia,” tegas Mr. KiM, CEO Lintaskarawang.com sekaligus aktivis senior Karawang yang memimpin diskusi.

Sikap boikot ini bukan gertakan kosong. Seluruh peserta diskusi yang terdiri dari pemimpin redaksi, jurnalis lintas media, hingga aktivis organisasi pers menyatakan tekad bulat dengan menandatangani dokumen deklarasi boikot terhadap Gubernur Jawa Barat. Isinya jelas dan tak bisa ditawar: tidak ada liputan, tidak ada publikasi, tidak ada ruang bagi Dedi Mulyadi hingga ia mencabut pernyataannya dan meminta maaf secara terbuka.

"Kami tidak akan menayangkan, memuat, atau menyebarkan informasi, program, maupun aktivitas apapun dari Dedi Mulyadi. Sampai klarifikasi dan permintaan maaf resmi dikeluarkan, sikap kami tegas: boikot!” demikian bunyi deklarasi tersebut.

Gelombang kemarahan ini mencerminkan akumulasi kekecewaan insan pers terhadap narasi kekuasaan yang semakin menggusur fungsi media. Jurnalis bukan pelengkap, bukan sekadar penyampai pesan. Mereka adalah penjaga akal sehat publik.

"Kalau yang jelas-jelas pilar keempat demokrasi seperti kami saja tidak dianggap penting, bagaimana dengan yang lainnya? Pers itu dilindungi Undang-Undang No. 40 Tahun 1999. Ini bukan hanya soal profesi, tapi soal konstitusi,” tegas Romo, jurnalis senior Karawang.

Aroma pembungkaman ini bukan cuma soal ucapan. Ketika seorang gubernur terang-terangan menyuruh publik meninggalkan media, maka yang dipertaruhkan bukan sekadar nama baik wartawan, tetapi ruang demokrasi itu sendiri.

Gelombang boikot pun diprediksi akan meluas ke kota-kota lain di Jawa Barat. Seruan solidaritas dari organisasi wartawan di berbagai daerah mulai bergema. Satu pesan yang ingin ditegaskan para jurnalis: pejabat publik boleh membenci media, tapi jangan lupa, di balik sikap itu, bisa jadi ada kebenaran yang ingin disembunyikan.

Penulis: Alim

Jajaran Wartawan Kabupaten Karawang, Nyatakan Sikap Tegas Serukan Pernyataan KDM

KARAWANGBICARA .COM -  Menanggapi pernyataan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi yang menyebut tidak perlu lagi media atau jajaran semua wartawan menyampaikan sikap tegas dan kritis, di acara diskusi santai dan sehat serta penyataan sikap semua wartawan sekabupaten Karawang bertempat di Lapak Ngopi, Senin Sore 7/11/2025.
‎ “Pernyataan Gubernur Jabar sangat kami sayangkan. Itu bukan sekadar ucapan, tapi bentuk pengingkaran terhadap demokrasi dan pelecehan terhadap profesi wartawan. Jika media dianggap tak perlu, maka siapa yang akan mengawal jalannya pemerintahan? Siapa yang menjadi penghubung antara suara rakyat dan pemegang kekuasaan?”tegasnya
‎Menurut kim,  media bukan hanya penyampai informasi, melainkan pilar demokrasi yang keempat, sejajar dengan lembaga eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Dalam sistem demokrasi, kekuasaan yang tidak dikontrol oleh media cenderung menjadi otoriter dan tidak transparan.
‎“Kami semua wartawan di Karawang berdiri bukan untuk ikut euforia, tetapi menjaga marwah profesi. Media sosial tidak bisa menggantikan wartawan. Kita punya sistem verifikasi, kode etik jurnalistik, dan pertanggungjawaban yang jelas. Sementara konten di media sosial bisa dimanipulasi siapa saja, kapan saja, tanpa akurasi dan tanggung jawab.”lanjutnya.
‎Kim, menegaskan bahwa wartawan tidak sedang mencari panggung atau perhatian, melainkan menjalankan amanat Undang-Undang No. 40 Tahun 1999 tentang Pers.
‎“Kami tidak benci Dedi Mulyadi, tapi Gubernur seharusnya membangun sinergi dengan insan pers, bukan malah menciptakan jarak dan stigma. Jika kepala daerah mulai menyepelekan media, maka ini preseden buruk bagi masa depan kebebasan pers di Indonesia,”ujar kim
‎ Karawang menyatakan solidaritasnya kepada rekan-rekan jurnalis di Kabupaten Karawang yang telah menyuarakan keprihatinan secara tertib dan bermartabat.
‎“Kami mendukung penuh sikap seluruh organisasi media di Karawang yang hari ini hadir dalam menyatakan sikap. Ini bukan soal daerah, ini soal harga diri profesi dan kelangsungan demokrasi kita.
‎Sebagai penutup, Kim, menyerukan agar Gubernur Dedi Mulyadi segera memberikan klarifikasi dan menunjukkan sikap terbuka terhadap media, bukan menutup ruang komunikasi yang sehat.
‎"Kami bukan musuh kekuasaan. Kami mitra kritis. Hormati pers, maka demokrasi akan hidup. Abaikan pers, maka lahirlah rezim yang tertutup dan penuh ilusi."pungkasnya.
‎Karnata

Ratusan Anak Ikut Sunatan Massal Di Haul Ibunda Bupati Karawang

Kegiatan Sunatan Massal yang di gelar hari Senin 7/7/2025 dalam rangka memperingati bulan Muharram 1447 H dan sekaligus mengenang haul almarhumah Hj.Cucu ibunda dari bupati Karawang H.Aep Saepuloh.

Kegiatan khitanan massal yang mendapat pengamanan dari Polsek klari karawang dengan suasana penuh kehangatan dan kebersamaan yang mewarnai kegiatan Sunatan massal yang di gelar di kecamatan Klari Karawang

Ratusan warga, terutama keluarga penerima manfaat, sangat tampak antusias mengikuti acara ini. Anak-anak yang menjadi peserta khitanan gratis datang sejak pagi tadi bersama keluarga,dan disambut dengan pelayanan medis dan dukungan logistik yang sangat tertib dan tertata rapi

Guna memastikan kelancaran dan keamanan acara, jajaran personel Polsek Klari diterjunkan langsung ke lokasi.
Mereka tidak hanya melakukan pengamanan, tetapi juga mengatur lalu lintas di sekitar area acara agar tetap tertib dan terhindar dari kemacetan.

Kapolres Karawang AKBP Fiki Novian Ardiyansyah, S.H., S.I.K., M.K.P., MSi., melalui Kapolsek Klari Kompol H.Andriyan Nugraha, S.H., menyampaikan bahwa kehadiran polri merupakan bentuk pelayanan nyata kepada masyarakat.

"Polri hadir di tengah masyarakat untuk memberikan rasa aman, mendukung kelancaran kegiatan sosial-keagamaan, dan memastikan semuanya berjalan dengan tertib dan kondusif,” ujar Kompol Andryan.

Kegiatan sosial ini mendapatkan sambutan hangat dari masyarakat dan keluarga besar Almarhumah Hj. Cucu. Mereka menyampaikan apresiasi atas sinergi antara panitia penyelenggara, aparat keamanan, dan masyarakat yang turut berpartisipasi menjaga suasana damai dan penuh kekeluargaan.

Acara berjalan lancar hingga selesai,dan  mencerminkan semangat gotong royong dan kepedulian sosial di tengah masyarakat kabupaten Karawang.


(Feri Maulana)

Rescue Gabungan Karangtaruna kabupaten Karawang Menggelar Water Rescue Di Situ Darwin Kotabaru Karawang.

Dalam rangka meningkatkan kapasitas dan kesiapan siagaan relawan dalam penanggulangan bencana banjir,unit karangtaruna kabupaten Karawang menggelar pelatihan gabungan water rescue pada hari Minggu 06/07/2025 di wilayah situ Darwin karawang.

Kegiatan itu melibatkan sejumlah organisasi dan komunitas rescue, di antara nya dari karangtaruna, katana Cikampek, bamagta, pramuka serta dari unsur pemerintah desa pangulah Utara kecamatan Kotabaru

Pelatihan di fokuskan pada teknik penyelamatan dan evakuasi di perairan di saat terjadi bencana, baik secara teori maupun praktik di lapangan.

Kanin rescue karangtaruna Karawang, Chandra Chaniago, S.H menegaskan pentingnya pelatihan ini untuk memeperkuat kemampuan teknis dan mental para relawan di saat menghadapi situasi darurat di saat banjir

Latihan ini bertujuan agar relawan memiliki pemahaman dan keterampilan saat menyelamatkan jiwa dan aset yang berada dalam kondisi membahayakan, dengan cara efektif dan efesien," ujar Chandra

Dalam pelatihan tersebut, para peserta di bekali dengan ilmu dasar penyelamatan di air, pemilihan metode pertolongan sesuai resiko, hingga kesiapan fisik

Tak hanya partik lapangan, pelatihan juga di sertai sesi diskusi untuk menyamakan persepsi dan strategi antar tim dalam menghadapi bencana.

Pelatihan ini menjadi bukti nyata komitmen para relawan dan komunitas kabupaten Karawang dalam membangun sistem kesiapsiagaan bencana berbasis kolaborasi dengan litas lembaga dan masyarakat.


(Feri Maulana)
Notification
This is just an example, you can fill it later with your own note.
Done