Tenda itu bukan sekedar tempat singgah, melainkan ruang doa bersama yang dijadwalkan digelar usai salat Maghrib. Doa tersebut ditujukan bagi mahasiswa yang hingga kini masih ditahan pasca aksi massa sebelumnya. Lebih dari itu, doa juga dipersembahkan untuk mengenang 10 warga yang meregang nyawa serta ratusan orang lainnya yang mengalami luka-luka.
Kelvin, koordinator lapangan Ampera, menegaskan bahwa kegiatan ini tak hanya sebagai ritual doa, tetapi juga bentuk perlawanan moral. “Kami berharap doa bersama ini bisa menjadi pengingat sekaligus wujud solidaritas atas tragedi yang terjadi,” tegasnya.
Aksi ini bakal melibatkan massa Ampera dan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Karawang. Kehadiran mereka di depan kantor bupati dinilai sebagai pesan keras bahwa luka masyarakat tidak boleh dipandang sebelah mata.
Gelaran doa bersama ini menjadi tanda bahwa tragedi tersebut masih menyisakan bara. Bagi Ampera, tenda-tenda yang berdiri di depan kantor bupati adalah saksi bisu tuntutan keadilan yang belum terjawab.
Penulis: Alim